Kok Aku Sering Overthinking, Ya?
Hai kamu,
Pernah nggak sih, malam-malam kamu tiba-tiba mikir terlalu jauh? Tentang hal-hal yang bahkan belum tentu terjadi. Tentang ucapan orang lain yang kamu ulang-ulang terus di kepala. Tentang "gimana kalau gagal?" atau "kenapa tadi dia ngomong gitu ya?"
Kalau iya, kamu nggak sendirian. Aku juga. Banyak dari kita—terutama pas remaja—sering banget overthinking. Rasanya kayak kepala rame banget padahal suasana lagi sepi. Lucu, ya? Tapi juga melelahkan.
Kenapa sih kita bisa overthinking?
Kadang karena kita terlalu peduli.
Kita pengin semuanya berjalan baik. Kita takut nyakitin orang, takut salah, takut nggak cukup baik. Dan sayangnya, pikiran kita itu aktif banget. Dia suka muter-muter sendiri, bikin skenario yang belum tentu terjadi.
Tapi tahu nggak? Overthinking itu wajar.
Itu tanda kamu punya empati. Tanda kamu peka. Tapi juga tanda bahwa kamu mungkin perlu kasih ruang buat diri sendiri bernapas.
Coba deh, mulai pelan-pelan:
-
Tulis isi pikiranmu di buku harian atau notes HP. Kadang pikiran yang ditulis itu jauh lebih ringan daripada yang dipendam.
-
Alihkan energi dengan hal yang kamu suka—gambar, denger lagu, baca buku, jalan kaki sore-sore.
-
Ngobrol. Sama teman, saudara, atau siapa pun yang kamu percaya. Kadang kita butuh didengar, bukan dihakimi.
-
Ingat, kamu manusia. Bukan mesin. Wajar banget kalau sesekali kewalahan.
Dan satu lagi:
Bukan kamu aja yang merasa kayak gini. Banyak dari kita juga sedang belajar menerima diri sendiri, satu hari dalam satu waktu.
Jadi, kalau malam ini pikiranmu mulai ribut lagi, tarik napas, peluk diri sendiri (dalam hati pun nggak apa-apa), dan bilang:
"Aku berhak istirahat dari semua yang bikin aku lelah."
Komentar
Posting Komentar